PENETAPAN TUJUAN
SUB BAHASAN MU 1. PENGERTIAN
MANAJEMEN ((1)Definisi, (2)Manajemen adalah Ilmu dan Seni), MANAJEMEN DAN
MANAJER ((1)Tingkatan Manajemen, (2)Fungsi-Fungsi Manajemen,
(3)Keterampilan-Keterampilan Majerial) ) 2. EVOLUSI TEORI MANAJEMEN ((1)Teori
Manajemen Klasik, (2)Teori Perilaku, (3)Teori Kuantitatif –Riset Operasi dan
Ilmu Manajemen,)) MANAJEMEN DAN LINGKUNGAN EKSTERNAL (1)Definisi Lingkungan
Eksternal, (2)Faktor-Faktor Eksternal Mikro-Makro, TANGGUNGJAWAB SOSIAL MANAJER
3. PROSES PERENCANAAN ((1)Pengertian, (2)4 Tahap Dasar Perencanaan, (3)Rencana
Operasional, (4)Rencama Strategik, (Faktor Waktu dan Perencanaan) 4. PENETAPAN
TUJUAN ((1)Misi dan Tujuan , (2)Fungsi Tujuan, (3)MBO), PEMBUATAN KEPUTUSAN
((Tipe Keputusan, (2)Proses Pembuatan Keputusan, (3)Keterlibatan Bawahan Dalam
Pengambilan Keputusan)) 5. PENGORGANISASIAN, STRUKTUR ORGANISASI,
DEPARTEMENISASI 6. KOORDINASI 7. WEWENANG, DELEGASI DAN DESENTRALISASI 8.
PENYUSUNAN PERSONALIA 9. MOTIVASI 10. KOMUNIKASI 11. KEPEMIMPINAN 12. PERUBAHAN
DAN PERKEMBANGAN ORGANISASI, MANAJEMEN KONFLIK 13. DASAR-DASAR PROSES
PENGAWASAN 14. EVALUASI
Definisi Visi, Misi, Tujuan Visi adalah cara pandang jauh ke
depan kemana organisasi harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan
inovatif. Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan
yang diinginkan oleh organisasi. Berdasarkan hal tersebut, maka penetapan visi,
sebagai bagian dari perencanaan strategis, merupakan suatu langkah penting
dalam perjalanan suatu organisasi. Visi tidak hanya penting pada waktu mulai
berkarya, tetapi juga pada kehidupan organisasi itu selanjutnya. Kehidupan
organisasi sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan internal dan eksternal.
Oleh karenanya, visi organisasi juga harus menyesuaikan dengan perubahan
tersebut.
Definisi
Visi, Misi, Tujuan Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan organisasi
dan sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan misi membawa organisasi kepada suatu
fokus. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang dilakukannya, dan
bagaimana melakukannya.
Definisi
Visi, Misi, Tujuan Misi yang merupakan cita-cita dan landasan kerja yang harus
diikuti dan didukung oleh keseluruhan anggota organisasi dan secara eksplisit
menyatakan apa yang harus dicapai dan kegiatan spesifik apa yang harus
dilaksanakan. Pernyataan misi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mengembangkan
metodologi pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi suatu
industri tertentu; 2. Melakukan pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan penyebaran
data dan informasi suatu industri tertentu; 3. Membangun dan mengembangkan
sistem informasi suatu industri tertentu; 4. Membina sumber daya manusia dan
kelembagaan bidang statistik dan sistem informasi industri tertentu.
Definisi Tujuan Tujuan Setiap tahap dari perkembangan
manusia. Penemuan besar dan kecil, temuan medis, temuan teknologi, keberhasilan
bisnis sebelumnya telah divisualisasikan telebih dahulu. Sebelum menjadi
kenyataan. Satelit melingkari bumi bukan karena penemuan yang kebetulan, melainkan
karena para ilmuwan menetapkan penaklukan ruang angkasa sebagai tujuan.
Definisi Tujuan Tujuan adalah
sasaran. Tujuan adalah cita-cita. Tujuan lebih dari hanya sekedar mimpi yang
terwujud. Tujuan adalah pernyataan yang jelas. Tidak akan ada apa yang bakal
terjadi dengan sebuah keajaiban tanpa sebuah tujuan yang jelas. Tidak akan ada
langkah maju yang segera diambil tanpa menetapkan tujuan yang tegas . Tanpa
tujuan seseorang akan hanya berkeliaran dalam menjalani hidup ini. Jalannya
terhuyung-huyung tanpa mengetahui kemana mereka pergi dan dimana mereka akan
tiba… mereka tidak akan pernah sampai dimana
Fungsi Tujuan 1. 2. 3. 4. 5. Pedoman
Bagi Kegiatan, Sumber Legitimasi, Standar Pelaksanaan, Standar Motivasi, Dasar
Rasional Pengorganisasian,
Fungsi Tujuan 1. 2. 3. 4. 5. Pedoman
Bagi Kegiatan, melalui penggambaran hasil-hasil di waktu yang akan datang.
Fungsi tujuan memberikan arah dan pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa
yang harus dan tidak harus dilakukan Sumber Legitimasi, akan meningkatkan
kemampuan organisasi untuk mendapatkan sumber daya dan dukungan dari lingkungan
di sekitarnya Standar Pelaksanaan, bila tujuan dilaksanakan secara jelas dan
dipahami, akan memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan
(prestasi) organisasi Standar Motivasi, berfungsi sebagai motivasi dan
identifikasi karyawan yang penting. Dalam kenyataannya, tujuan organisasi
sering memberikan insentif bagi para anggota Dasar Rasional Pengorganisasian,
tujuan organisasi merupakan suatu dasar perancangan organisasi
Tipe-Tipe Tujuan Klasifikasi tujuan
dari Penow bagi organisasi pada umumnya dibedakan menjadi 5 tujuan menurut
“sudut pandangan mereka yang berkepantingan”, yaitu : 1. Tujuan Kemasyarakatan
(Societal Goals), berkenaan dengan kelas-kelas organisasi luas yang memenuhi
kebutuhan-kebutuhan masyarakat 2. Tujuan Keluaran (Output Goals), berkenaan
dengan jenis-jenis keluaran tertentu dalam bentuk fungsi-fungsi konsumen.
Contoh : barang- barang konsumen, jasa-jas bisnis 3. Tujuan Sistem (System
Goals), cara pelaksanaan fungsi organisasi tidak tergantung pada barang / jasa
yang diproduksi / tujuan yang diambil 4. Tujuan Produk (Product Goals) / Tujuan
Karakteristik Produk, berbagai karakteristik barang- barang / jasa-jasa
produksi 5. Tujuan Turunan (Derived Goals), tujuan digunakan organisasi untuk
meletakkan kekuasaanya dalam pencapaian tujuan lain
Proses
Penetapan Tujuan Merupakan usaha untuk menciptakan nilai-nilai tertentu melalui
berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan organisasi. 6 Unsur dasar yang
melatarbelakangi penetapan tujuan organisasi adalah : 1. Barang dan jasa yang
diproduksi organisasi akan dapat memberikan berbagai manfaat, paling sedikit
sama dengan harganya 2. Barang dan jasa dapat memuaskankebutuhan konsumen/
langganan 3. Teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan menghasilkan
barang dan jasa dengan biaya dan kualitas bersaing 4. Kerja keras dan dukungan
seluruh sumber dayanya, organisasi dapat beroperasi dengan baik 5. Pelayanan
manajemen akan memberikan public image yang mengguntungkan, sehingga mereka
bersedia menanamkan modal dan menyumbangkan tenaganya untuk membantu sukses
organisasi 6. Perusahaan mempunyai konsep diri (self concept) yang dapat
dikomunikasikan dan ditularkan kepada para karyawan dan pemegang saham
organisasi.
Bidang-Bidang
Tujuan Peter Drucker dan GE, mengidentifikasikan 8 bidang pokok di mana
perusahaan harus menetapkan tujuan : 1. Posisi Pasar, 2. Produkivitas /
Efesiensi, adalah rasio antara masukkan (tenaga kerja, peralatan dan keuangan)
dengan keluaran organisasi 3. Sumber Daya Phisik dan Keuangan, tujuan harus
ditetapkan dengan memperhatikan mesin dan peralatan serta penyediaan bahan baku
4. Profitabilitas 5. Inovasi 6. Prestasi dan Sikap Karyawan 7. Prestasi dan
Pengembangan Manajer 8. Tanggung Jawab Sosial dan Publik
Kebutuhan Penyeimbang Tujuan Hampir semua organisasi
mempunyai serangkaian tujuan yang berganda untuk memnihi permintaan “trade off”
dari berbagai pihak berkepentingan yang terlibat dalam operasi organisasi.
Akibatnya, sering menimbulkan konflik antara pihak-pihak tersebut. Dalam proses
pencapaian tujuan, manajemen harus menentukan keseimbangan / campuran optimum
tujuan-tujuan dam memadukan berbagai kepentingan pihak-pihak yang terlibat
dalam organisasi.
MANAGEMENT
BY OBJECTIVE Sebutan “manajemen sesuai objektif” pertama dipopulerkan oleh
Peter Drucker dalam bukunya tahun 1954 yang berjudul ‘The Practice of
Management”. MBO sulit didefinisikan, namun secara umum esensi sistem MBO,
terletak pada penetapan tujuan tujuan-tujuan umum oleh para manajer dan bawahan
yang bekerja bersama, penentuan bidang utama setiap individu yang hasilnya
dirumuskan secara jelas dalam bentuk hasil-hasil (sasaran) yang dapat diukur
dan diharapkan, dan ukuran penggunaan ukuran-ukuran tersebut sebagai satuan
pedoman pengoperasian satuan-satuan kerja serta penilaian masing penilaian
sumbangan masing-masing anggota. Gagasan dasar MBO adalah bahwa MBO merupakan
proses partisipatif, secara aktif melibatkan manajer dan para anggota pada setiap
tingkatan organisasi.
MANAGEMENT
BY OBJECTIVE Management by objective (MBO) atau manajemen sesuai objektif
adalah suatu proses persetujuan terhadap objektif di dalam satu organisasi
sehingga manajemen dan karyawan menyetujui objektif ini dan memahami apa posisi
mereka di dalam organisasi tersebut. Management by objective (MBO) atau juga
disebut (diterjemahkan) Manajemen Berdasarkan Sasaran, yaitu suatu cara untuk
melibatkan para karyawan di dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut
pekerjaan mereka. (Sondang P. Siahaan: 2004: 362). Menurut Nanang Fattah (2009:
33) menjelaskan bahwa Management by objective (MBO) merupakan teknik manajeman
yang membantu memperjelas dan menjabarkan tahapan tujuan organisasi. Lebih
lanjut Nanang Fattah menjelaskan bahwa dengan Management by Objective (MBO)
dilakukan proses penentuan tujuan bersama antara atasan dan bawahan.
MANAGEMENT
BY OBJECTIVE Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Management
by objective (MBO) adalah suatu cara di dalam mencapai sasaran hasil maupun
dalam merencanakan program melibatkan semua pihak (stakeholders) pada lembaga
yang bersangkutan.
MANAGEMENT BY OBJECTIVE Kekuatan dan
Kelemaham Manajeman By Objective Kekuatan MBO antara lain adalah: 1. MBO
melakukan integrasi fungsi perencanaan dan
organisasi untuk menentukan tujuan
dari tingkatan atas hingga tingkatan bawah dari manajemen, 3. MBO memfokuskan
pada hasil akhir dari pada niat yang baik maupun faktor personal. 4. MBO
mendorong adanya manajemen diri dan komitmen dari setiap orang melalui
partisipasi pada setiap tingkatan manajemen dalam penentuan tujuan.
MANAGEMENT BY OBJECTIVE Hasil survei
terhadap manajer, Tosy & Carroll menyatakan kekuatan Manajeman By Objective
adalah 1. Memungkinkan para individu mengetahui apa yang diharapkan dari
mereka. 2. Membantu dalam perencanaan dengan membuat para manajer menetapkan
tujuan dan sasaran. 3. Memperbaiki komunikasi antara manajer dan bawahan. 4.
Membuat para individu lebih memusatkan perhatiannya pada tujuan organisasi. 5.
Membuat proses evaluasi lebih dapat disamakan melalui pemusatan pada pencapaian
tujuan tertentu. Ini memungkinkan para bawahan mengetahui kualitas pekerjaan
mereka dalam hubungannya dengan tujuan organisasi.
MANAGEMENT
BY OBJECTIVE Menurut Nanang Fattah (2009: 34) ada empat kekuatan dari Manajeman
By Objective yaitu: 1. Pengelolaan cenderung lebih baik karena keharusan
membuat program. 2. Peranan dan fungsi struktur organisasi harus jelas. 3.
Individu mengikat diri pada tugas-tugasnya (commited). 4. Pengawasan lebih
efektif berkembang.
MANAGEMENT
BY OBJECTIVE Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kekuatan
dari Manajeman By Objective adalah: 1. MBO melakukan integrasi fungsi
perencanaan dan pengawasan ke dalam suatu sistem yang rasional dalam manajemen.
2. MBO mendorong organisasi untuk menentukan tujuan dari tingkatan atas hingga
tingkatan bawah dari manajemen. 3. MBO memfokuskan pada hasil akhir. 4. MBO
mendorong adanya manajemen diri dan komitmen dari setiap orang melalui
partisipasi pada setiap tingkatan manajemen dalam penentuan tujuan. 5.
Memperbaiki komunikasi antara manajer dan bawahan. 6. Membuat para individu
lebih memusatkan perhatiannya pada tugas masing-masing dan tujuan organisasi.
7. Pengawasan lebih efektif berkembang.
MANAGEMENT
BY OBJECTIVE Adapun kelamahan dari Manajeman By Objective adalah: 1. Pertama,
negosiasi dan pembuatan keputusan dalam pendekatan MBO membutuhkan banyak
waktu, sehingga kurang cocok bila diterapkan pada lingkungan bisnis yang sangat
dinamis. 2. Kedua, adanya kecenderungan karyawan untuk bekerja memenuhi
sasarannya tanpa mempedulikan rekan sekerjanya, sehingga kerjasama tim
berkurang. Ada juga yang bilang MBO hanyalah sekedar formalitas belaka, pada
akhirnya yang menentukan sasaran hanyalah manajemen puncak sendiri.
MANAGEMENT
BY OBJECTIVE Sedangkan menurut hasil survei terhadap manajer, Tosy &
Carroll menyatakan kelemahan Manajeman By Objective ada dua kategori
kelemahan-kelemahan khas untuk organisasi yang mempunyai program MBO formal: 1.
Kelemahan-kelemahan yang melekat (inherent) pada proses MBO. Ini mencakup
konsumsi waktu dan usaha yang cukup besar dalam proses belajar untuk
menggunakan teknik-teknik MBO serta meningkatkan banyaknya kertas kerja. 2.
Kelemahan-kelemahan dalam pengembangan dan implementasi MBO oleh berbagai
fungsi.
MANAGEMENT BY OBJECTIVE Menurut
Nanang Fattah (2009: 35) ada empat kelemahan Manajeman By Objective yaitu: 1.
Tidak mudah menanamkan pemahaman tentang konsep-konsep dan pemberian motivasi
kepada bawahan untuk mempelajari penggunaan teknik Manajeman By Objective
secara tepat. 2. Tidak mudah menentukan tujuan dengan memberikan kesempatan
kepada para anggota untuk berpartisipasi. 3. Tidak mudah menilai prestasi
kerja, karena tidak setiap prestasi dapat diukur secara kuantitas. 4. Perubahan
yng diinginkan Manajeman By Objective dalam perilaku manajer kemungkinan akan
menimbulkan maslah dalam proses MBO titik berat akan bergeser dari menilai
menjadi membantu bawahan.
MANAGEMENT BY OBJECTIVE Dari beberapa
pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kelemahan Manajeman By Objective
adalah: 1. Tidak mudah menanamkan tentang konsep-konsep dan pemberian motivasi
kepada bawahan untuk mempelajari penggunaan teknik MBO secara tepat 2. Tidak
mudah menentukan tujuan dengan memberikan kesempatan kepada para anggota untuk
berpartisipasi 3. Tidak mudah menilai prestasi kerja, karena tidak setiap
prestasi dapat diukur secara dikuantitas 4. Pembuatan keputusan membutuhkan
waktu yang lama 5. Kecenderungan karyawan bekerja memenuhi sasaran tanpa
memperdulikan rekan kerja 6. Kecenderungan karyawan bekerja memenuhi sasaran
tanpa memperdulikan rekan kerja
Tipe-Tipe
Keputusan Pengambilan keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen
dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran. Keputusan dibagi dalam 3
tipe: 1. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg berulang2
dan rutin, sehingga dapt diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan
terutama pd manjemen tkt bawah. Contoh: keputusan pemesanan barang, keputusan
penagihan piutang,dll. 2. Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur
: keputusan yg sebagian dpt diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan
sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan
membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg terperinci. Co:/ Keputusan membeli
sistem komputer yg lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi. 3. Keputusan
tidak terprogram/ tidak terstruktur : keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang
dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas.
Informasi untuk pengambilan keputusan tdk terstruktur tdk mudah untuk
didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
Pengalaman manajer merupakan hal yg sangat penting didalam pengambilan
keputusan tdk terstruktur. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain
adalah contoh keputusan tdk terstruktur yg jarang terjadi.
Proses Pembuatan Keputusan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pemahaman
dan Perumusan Masalah Pengumpulan dan Analisa Data Yang Relevan Pengembangan
Alternatif Pengevaluasian Terhadap Alternatif yang Dipergunakan Pemilihan
Alternatif Terbaik Implementasi Keputusan Evaluasi atas Hasil Keputusan
Pemahaman dan Perumusan Masalah Pemilihan Alternatif yg Terbaik Pengembangan
Alternaruf Pengumpulan dan Analisa Data yg Relevan Evaluasi Terhadap Alternatif
Evaluasi Implementasi
Proses
Pembuatan Keputusan 1. Pemahaman dan perumusan masalah Manajaer harus menemukan
masalah apa yang sebenarnya, dan menentukan bagian-bagian mana yang harus
dipecahkan dan bagian mana yang seharusnya dipecahkan. 2. Pengumpulan dan
analisa data yang relevan Setelah masalahnya ditemukan, lalu ditentukan dan
dibuatkan rumusannya untuk membuat keputusan yang tepat. 3. Pengembangan
alternatif Pengembangan alternatif memungkinkan menolak kecendrungan membuat
keputusan yang cepat agar tercapai keputusan yang efektif. 4. Pengevaluasian
terhadap alternatif yang dipergunakan Menilai efektivitas dari alternatif yang
dipakai, yang diukur dengan menghubungkan tujuan dan sumber daya organisasi
dengan alternatif yang realistik serta menilai seberapa baik alternatif yang
diambil dapat membantu pemecahan masalah.
Proses
Pembuatan Keputusan 3. Pemilihan alternatif terbaik Didasarkan pada informasi
yang diberikan kepada manajer dan ketidaksempurnaan kebijaksanaan yang diambil
oleh manajer. 4. Implementasi keputusan Manajer harus menetapkan anggaran,
mengadakan dan meng alokasikan sumber daya yang diperlukan, serta menugaskan
wewenag dan tanggung jawab pelaksana tugas, dengan mempewrhatikan resiko dan
ketidakpastian terhadap keputusan yang diambil. 5. Evaluasi atas hasil keputusan
Implementasi yang telah diambil harus selalu dimonitor terusmenerus, apakah
berjalan lancar dan memberikan hasil yang diharapkan.
Keterlibatan
Bawahan dalam Pengambilan Keputusan Para manejer akan sulit untuk membuat
keputusan tanpa melibatkan bawahan, keterlibatan ini dapat formal, seperti
pengunaan kelompok dalam pembuatan keputusan, atau informal, seperti permintaan
akan gagasan. Kebaikan? Kelemahan?
Kebaikan
dan Kelemahan No Kebaikan 1 Dalam pengembangan tujuan, kelompok memberikan
jumlah pengetahuan yang lebih besar. 2 Dalam pengembangan alternatif, usaha
individual para anggota kelompok dapat memungkinkan pencarian lebih luas dalam
berbagai bidang fungsional organisasi. 3 Dalam penilaian alternatif, kelompok
mempunyai kerangka pandangan yang lebih lebar. 4 Dalam pemilihan alternatif
kelompok lebih dapat menerima risiko dibanding pembuat keputusan individual. 5
Karena berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan, para anggota kelompok
secara individual lebih termotivasi untuk melaksanakan keputusan. 6 Kreativitas
yang lebih besar dihasilkan dari interaksi antar individu dengan berbagai
pandangan yang berbeda- beda.
Kebaikan
dan Kelemahan No Kebaikan 7 Berdasarkan pertimbangan nilai dari waktu sebagai
salah satu sumber daya organisasi, keputusan kelompok sangant memakan biaya. 8
Pembuatan keputusan kelompok adalah tidak efesien bila keputusan harus dibuat
dengan cepat. 9 Keputusan kelompok, dalam berbagai kasus, dapat merupakan hasil
kompromi atau bukan sepenuhnya keputusan kelompok. 10 Bila atasan terlilbat,
atau salah satu anggota mempunyai kepribadian yang dominan, keputusan yang
dibuat kelompok dalam kenyataannya bukan keputusan kelompok.
Kebaikan dan Kelemahan No Kelemahan
1 Implementasi suatu keputusan apakah dibuat oleh kelompok atau tidak, harus
diselesaikan oleh para manejer secara individual. Karena kelompok tidak
diberikan tanggung jawab, keputusan kelompok dapat menghasilkan situasi dimana
tidak seorangpun merasa bertanggung jawab dan saling melempar tanggung jawab. 2
Berdasarkan pertimbangan nilai dari waktu sebagai salah satu sumber daya
organisasi, keputusan kelompok sangant memakan biaya. 3 Pembuatan keputusan
kelompok adalah tidak efesien bila keputusan harus dibuat dengan cepat. 4
Keputusan kelompok, dalam berbagai kasus, dapat merupakan hasil kompromi atau
bukan sepenuhnya keputusan kelompok. 5 Bila atasan terlibat, atau salah satu
anggota mempunyai kepribadian yang dominan, keputusan yang dibuat kelompok
dalam kenyataannya
Komentar
Posting Komentar