Bentuk Tipe Atau Organisasi
ORGANISASI
Pada dasarnya organisasi terbentuk atas dasar
adanya keterbatasan-keterbatasan pada manusia sebagai individu dalam kemampuan
bilogis dan factor fisikal dari lingkungan yang dihadapi olehnya dapat diatasi.
Alasan dibentuknya organisasi diantaranya adalah alas an social yaitu sebagai
sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk pergaulan, alas an material yaitu
memperbesar kemampuan, dan untuk efisiensi dan mengakumulasikan pengetahuan
dari generasi ke generasi.
Dalam
organisasi di Indonesia saat bermacam-macam bentuk organisasi baik bersifat
organisasi kemasyarakatan ,atau organisasi partai politik.Bahkan dalam
pemerintahan di katakan organisasi beskala nasional.karena organisasi itu
terdiri dari anggota dan pengurus.Di dalam bentuk organisasi dapat kita bedakan
sebagai berikut:
- Piramida Mendatar (flat) mempuanyai ciri-ciri diantaranya :
- Jumlah satuan organisasi tidak banyak sehingga tingkat-tingkat hararki kewenangan sedikit.
- jumlah pekerja(bawahan) yang harus dikendalikan cukup banyak
- Format jabatan untuk tingkat pimpinan sedikit karena jumlah pimpinan relative kecil,di negara kita bisa kita lihat misal nya organisasi kemiliteran.
- Piramida Terbalik.
- Organisasi piramida terbalik adalah kebalikan dari tipe piramida terbalik adalah jumlah jabatan pimpinan lebih besar daripada jumlah pekerja. Organisasi ini hanya cocok untuk organisasi-organisasi yang pengangkatan pegawainya berdasarkan atas jabatan fungsional seperti organisasi- organisasi/ lembaga-lembaga penelitian, lembaga-lembaga pendidikan.
- Type Kerucut
type organisasi kerucut mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
- Jumlah satuan organisasi banyak sehingga tingkat-tingkat hirarki/kewenangan banyak.
- Rentang kendali sempit.
- Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada penjabat/pimpinan yang bawah/ rendah
- Jarak antara pimpinan tingkat atas dengan pimpinan tingkat bawah terlalu jauh.
- Jumlah informasi jabatan cukup besar
- Bentuk Organisasi
Dalan berorganisasi tentu mempunyai
bentuk-bentuk organisasi
- Bentuk organisasi staff
- Bentuk organisasi lini
- Bentuk organisasi fungsional
- Bentuk organisasi fungsional dan lini
- Bentuk organisasi fungsional dan staff
Struktur
atau skema organisasi yaitu satuan organisasi yang mempunyai hubungan dan
saluran wewenang dan tanggung jawab yang ada dalam organisasi.jadi arti
organisasi dan tipe organisasi sering disamakan, padahal keduanya berbeda.
Menurut tipenya organisasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi dengan
tipe piramid dan organisasi dengan tipe kerucut. Bentuk organisasi memandan
dari segi tata hubungan , wewenang , dan tanggung jawab yang ada dalam suatu
organisasi. Dalam perkembangan untuk saat ini pada pokoknya ada 6 bentuk
organisasi yang perlu diperhatikan.
Bentuk organisasi tersebut adalah:
- ORGANISASI LINI (LINE ORGANIZATION)
Diciptakan oleh Henry Fayol,
Organisasi
lini adalah suatu bentuk organisasi yang menghubungkan langsung secara vertical
antara atasan dengan bawahan, sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan
jabatan-jabatan yang terendah, antara eselon satu dengan eselon yang lain
masing-masing dihubungkan dengan garis wewenang atau
komando.
Organisasi ini sering disebut dengan organisasi militer. Organisasi Lini hanya
tepat dipakai dalam organisasi kecil. Contohnya;
Perbengkelan, Kedai Nasi, Warteg,
Rukun tetangga.
Memiliki ciri-ciri:
- Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung dengan satu garis wewenang
- Jumlah karyawan sedikit
- Pemilik modal merupakan pemimpin tertinggi
- Belum terdapat spesialisasi
- Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang & tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan
- Struktur organisasi sederhana dan stabil
- Organisasi tipe garis biasanya organisasi kecil
- Disiplin mudah dipelihara (dipertahankan)
- ORGANISASI LINI DAN STAF (LINE ANDSTAFF ORG)
- Merupakan kombinasi dari organisasi
lini, asaz komando dipertahankan tetapi dalam kelancaran tugas pemimpin dibantu
oleh para staff, dimana staff berperan memberi masukan, bantuan pikiran
saran-saran, data informasi yang dibutuhkan:
Memiliki ciri-ciri:
- Hubungan atasan dan bawahan tidak bersifat langsung
- Pucuk pimpinan hanya satu orang dibantu staff
- Terdapat 2 kelompok wewenang yaitu lini dan staff
- Jumlah karyawan banyak
- Organisasi besar, bersifat komplek
- Adanya spesialisasi
- ORGANISASI FUNGSIONAL (FUNCTIONAL ORG)
Diciptakan oleh Frederick W. Taylor,
Organisasi ini disusun berdasarkan
sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan, masalah pembagian
kerja merupakan masalah yang menjadi
perhatian yang sungguh-sungguh.
Memiliki ciri-ciri:
- Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan
- Bawahan akan menerima perintah dari beberapa atasan
- Pekerjaan lebih banyak bersifat teknis
- Target-target jelas dan pasti
- Pengawasan ketat
- Penempatan jabatan berdasarkan spesialisasi
- ORGANISASI LINI & FUNGSIONAL (LINE &
Struktur Atau Skema Organisasi
Struktur atau Skema Organisasi
Struktur Organisasi adalah susunan dan hubungan-hubungan antar komponen bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu perusahaan ,sedangkan disetiap komponen dari organisasi tersebut adalah saling tergantung,yang apabila setiap bagian dapat dikeloladengan baik maka organisasi tersebutpun akan ikut membaik.sedangkan
Pengorganisasian (Organizing) adalah proses pengaturan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan lingkungan yang ada.hal ini akan
Struktur Organisasi adalah susunan dan hubungan-hubungan antar komponen bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu perusahaan ,sedangkan disetiap komponen dari organisasi tersebut adalah saling tergantung,yang apabila setiap bagian dapat dikeloladengan baik maka organisasi tersebutpun akan ikut membaik.sedangkan
Pengorganisasian (Organizing) adalah proses pengaturan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan lingkungan yang ada.hal ini akan
sangat mempengaruhi dalam kelancaran
atau kesejahteraan organisasi
tersebut,lingkunan adalah faktor yang sangat mempengaruhi.tentu dalam tujuan sebuah organisasi yang baik tidak akan mengorbankan lingkungan sekitar demi kepentingan organisasinya semata.
tersebut,lingkunan adalah faktor yang sangat mempengaruhi.tentu dalam tujuan sebuah organisasi yang baik tidak akan mengorbankan lingkungan sekitar demi kepentingan organisasinya semata.
Menurut Keith Davis ada 6 bagan
bentuk struktur organisasi yaitu :
1. Bentuk Vertikal
2. Bentuk Mendatar / horizontal
3. Bentuk Lingkaran / circular
4. Bentuk Setengah lingkaran / semi Sircular
5. Bentuk Elliptical
6. Bentuk Piramida terbalik (Invented Piramid)
Bagan organisasi adalah suatu upaya dengan tulisan atau lisan untuk menunjukan tingkatan organisasi.
1. Bentuk Vertikal
2. Bentuk Mendatar / horizontal
3. Bentuk Lingkaran / circular
4. Bentuk Setengah lingkaran / semi Sircular
5. Bentuk Elliptical
6. Bentuk Piramida terbalik (Invented Piramid)
Bagan organisasi adalah suatu upaya dengan tulisan atau lisan untuk menunjukan tingkatan organisasi.
1. Bagan mendatar ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari kiri kea rah kanan atau sebaliknya.
2. Bagan Lingkaran ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk
Pimpinana sampai dengan satuan organisasi atau
pejabat yang terendah disusun dari pusat lingkaran ke aarah bidang lingkaran.
3. Bagan Setengah lingkaran ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenang dari pucuk
3. Bagan Setengah lingkaran ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenang dari pucuk
Pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau
pejabat yang terendah disusun dari pusat lingkaran kea rah bidang bawah lingkaran
atau sebaliknya.
4. Bagan Elips ialah bentuk bagan
satuan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan
satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat Elips kea rah
bidang elips
Setiap bentuk bagan organisasi yang ada
menggambarkannya dapat dibalik, kecuali bagan lingkaran, bagan elips dan bagan
sinar. Bagan pyramid dapat disusun dari bawah kea rah atas, bagan mendatar
dapat disusun dari kanan kea rah kiri, bagan menegak (Vertikal) dapat disusun
dari bawah ke atas, bagan setengah lingkaran dapat di susun dari pusat
lingkaran ke arah bidang atas lingkaran, bagan setengah elips dapat disusun
dari pusat elip kea rah bidang atas elip. Dalam bagan lingkaran, bagan elip
dapat pula digambar satuan organisasi atau pejabat yang lebih rendah
kedudukannya terletak di atas, tetapi ini semua tidak mengubah jenjang ataupun
kedudukan yang sesungguhnya.
Hal ini dikemukakan pula oleh Keith Davis sebagai berikut ;
“Perubahan-perubahan penggambaran
bagan kadang-kadang diterima untuk menggalakan pertalian kedudukan atasan
bawahan dari kebiasaan bagan-bagan organisasi, tetapi perubahan-perubahan ini
tidak mengubah keadaan kedudukan yang sebenarnya. Termasuk di dalamnya
perubahan-perubahan bagan mendatar,
lingkaran, setengah lingkaran, elips dan piramida terbalik.”
Dinamika
Konflik
Manusia
melakukan kegiatan dan bereaksi terhadap kegiatan orang lain dalam organisasi
baik pimpinan atau sesama anggota, menimbulkan bermacam-macam dinamika perilaku
dalam berorganisasi. Dalam dinamika organisasi ini akan dibahas beberapa hal
penting antara lain :
A. Dinamika Konflik
Konflik
adalah segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara dua atau
lebih pihak. Timbulnya konflik atau pertentangan dalam organisasi, merupakan
suatu kelanjutan dari adanya komunikasi dan informasi yang tidak menemui
sasarannya. Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang di bawa
individu dalam suatu interaksi.
B. Jenis-Jenis Konflik
Adapun mengenai jenis-jenis konflik,
dikelompokkan sebagai berikut :
§ Person rile conflict :
konflik peranan yang terjadi didalam diri seseorang.
§ Inter rule conflict : konflik
antar peranan, yaitu persoalan timbul karena satu orang menjabat satu atau
lebih fungsi yang saling bertentangan.
§ Intersender conflict :
konflik yang timbuk karena seseorang harus memenuhi harapan beberapa orang.
§ Intrasender conflict :
konflik yang timbul karena disampaikannya informasi yang saling bertentangan.
Selain pembagian jenis konflik di
atas masih ada pembagian jenis konflik yang dibedakan menurut pihak-pihak yang
saling bertentangan, yaitu :
¯ Konflik dalam diri individu ¯ Konflik
antar individu
¯ Konflik antar individu dan kelompok
¯ Konflik
antar kelompok dalam organisasi yang sama
¯ Konflik antar organisasi
Individu-individu
dalam organisasi mempunyai banyak tekanan pengoperasian organisasional yang
menyebabkan konflik. Secara lebih konseptual litteral mengemukakan empat
penyebab konflik organisasional, yaitu :
ª Suatu situasi dimana
tujuan-tujuan tidak sesuai
ª Keberadaan
peralatan-peralatan yang tidak cocok atau alokasi-alokasi sumber daya yang
tidak sesuai
ª Suatu masalah yang tidak
tepatan status
ª Perbedaan presepsi
Didalam organisasi terdapat empat
bidang structural, dan dibidang itulah konflik sering terjadi, yaitu :
* Konflik hirarkis adalah
konflik antar berbagai tingkatan organisasi
* Konflik fungsionala adalah konflik antar berbagai departemen
fungsional organisasi
* Konflik lini-staf adalah konflik antara lini dan staf
* Konflik formal informal adalah konflik antara organisasi formal
dan organisasi informal.
Secara
tradisional pendekatan terhadap konflik organisasional adalah sangat sederhana
dan optimistik. Pendekatan tersebut didasarkan atas tiga anggapan, yaitu : -Konflik
dapat di hindarkan
-Konflik diakibatkan oleh para pembuat masalah, pengacau dan primadona
-Bentuk-bentuk wewenang legalistic
-Korban diterima sebagai hal
yang tak dapat dielakkan
Apabila
keadaan tidak saling mengerti serta situasi penilaian terhadap perbedaan antar
anggota organisasi itu makin parah sehingga konsesus sulit dicapai, sehingga
konflik tak terelakkan. Dalam hal ini pimpinan dapat melakukan berbagai
tindakan tetapi harus melihat situasi dan kondisinya, yaitu :
-Menggunakan kekuasaan
-Konfrontasi
-Kompromi
-Menghaluskan
situasi
-Mengundurkan diri
Bila
dilihat sekilas sepertinya konflik itu sangat sulit untuk dihindari dan
diselesaikan, tetapi dalam hal ini jangan beranggapan bahwa dengan adanya
konflik berarti organisasi tersebut telah gagal. Karena bagaimanapun sulitnya
suatu konflik pasti dapat diselesaikan oleh para anggota dengan melihat
persoalan serta mendudukannya pada proporsi yang wajar.
C. Sumber-Sumber Konflik
a. Kebutuhan untuk membagi
(sumber daya-sumber daya) yang terbatas b. Perbedaan-perbedaan
dalam berbagai tujuan
c. Saling
ketergantungan dalam kegiata-kegiatan kerja
d. Perbedaan nilai-nilai atau presepsi
e. Kemandirian organisasional f. Gaya-gaya
individual.
D. Strategi Penyelesaian Konflik
Mengendalikan konflik berarti menjaga tingakat
konflik yang kondusif bagi perkembangan organisasi sehingga dapat berfungsi
untuk menjamin efektivitas dan dinamika organisasi yang optimal. Namun bila
konflik telah terlalu besar dan disfungsional, maka konflik perlu diturunkan
intensitasnya, antara lain dengan cara :
1. Mempertegas atau menciptakan
tujuan bersama. Perlunya dikembangkan tujuan kolektif di antara dua atau lebih
unit kerja yang dirasakan bersama dan tidak bisa dicapai suatu unit kerja saja.
2. Meminimalkan kondisi
ketidak-tergantungan. Menghindari terjadinya eksklusivisme diatara unit-unit
kerja melalui kerjasama yang sinergis serta membentuk koordinator dari dua atau
lebih unit kerja.
3. Memperbesar sumber-sumber
organisasi seperti : menambah fasilitas kerja, tenaga serta anggaran sehingga
mencukupi kebutuhan semua unit kerja.
4. Membentuk forum bersama
untuk mendiskusikan dan menyelesaikan masalah bersama. Pihak-pihak yang
berselisih membahas sebab-sebab konflik dan memecahkan permasalahannya atas
dasar kepentingan yang sama.
5. Membentuk sistem banding,
dimana konflik diselesaikan melalui saluran banding yang akan mendengarkan dan
membuat keputusan.
6. Pelembagaan kewenangan
formal, sehingga wewenang yang dimiliki oleh atasan atas pihak-pihak yang
berkonflik dapat mengambil keputusan untuk menyelesaikan perselisihan.
7. Meningkatkan intensitas
interaksi antar unit-unit kerja, dengan demikian diharapkan makin sering
pihak-pihak berkomunikasi dan berinteraksi, makin besar pula kemungkinan untuk
memahami kepentingan satu sama lain sehingga dapat mempermudah kerjasama.
8. Me-redesign kriteria
evaluasi dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran prestasi yang dianggap adil
dan acceptable dalam menilai kemampuan, promosi dan balas jasa.
Motivasi
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah,
dan ketekunan
seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen
utama dalam definisi ini diantaranya adalah intensitas, arah, dan ketekunan.
Berdasarkan teori
hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan teori Y
Douglas
McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah
'alasan' yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu.
Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut
memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan
mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi
dalam pengertian yang
berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengan 'semangat', seperti
contoh dalam percakapan "saya ingin anak saya memiliki motivasi yang
tinggi". Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut menginginkan
anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada
perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan
motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan motivasi sama
dengan semangat.
Dalam hubungan
antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan seberapa giat
seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja
yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi. Sebaliknya elemen
yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat
mempertahankan usahanya
Teori Motivasi
Teori-teori motivasi -
Berikut ini berbagai teori motivasi
menurut para pakarnya yaitu: Maslow (teori hierarki kebutuhan), McClelland
(teori motivasi prestasi), Mc Gregor (teori X dan Y), teori motivasi Hezberg,
dan Teori ERG Aldefer. Berikut penjelasannya:
a. Teori Motivasi Maslow
Teori Maslow Maslow dalam Reksohadiprojo dan Handoko (1996), membagi kebutuhan manusia sebagai berikut:
1. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.
2. Kebutuhan Rasa Aman
Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.
3. Kebutuhan Sosial
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya.
4. Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang.
5. Kebutuhan Aktualisasi diri
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan
a. Teori Motivasi Maslow
Teori Maslow Maslow dalam Reksohadiprojo dan Handoko (1996), membagi kebutuhan manusia sebagai berikut:
1. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.
2. Kebutuhan Rasa Aman
Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.
3. Kebutuhan Sosial
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya.
4. Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang.
5. Kebutuhan Aktualisasi diri
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan
aktualisasi diri senang akan
tugas-tugas yang menantang kemampuan dan keahliannya.
Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang lebih pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi (perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti perwujudan diri mulai mengembalikan perilaku seseorang. Hal yang penting dalam pemikiran Maslow ini bahwa kebutuhan yang telah dipenuhi memberi motivasi. Apabila seseorang memutuskan bahwa ia menerima uang yang cukup untuk pekerjaan dari organisasi tempat ia bekerja, maka uang tidak mempunyai daya intensitasnya lagi. Jadi bila suatu kebutuhan mencapai puncaknya, kebutuhan itu akan berhenti menjadi motivasi utama dari perilaku. Kemudian kebutuhan kedua mendominasi, tetapi walaupun kebutuhan telah terpuaskan, kebutuhan itu masih mempengaruhi perilaku hanya intensitasnya yang lebih kecil.
Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang lebih pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi (perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti perwujudan diri mulai mengembalikan perilaku seseorang. Hal yang penting dalam pemikiran Maslow ini bahwa kebutuhan yang telah dipenuhi memberi motivasi. Apabila seseorang memutuskan bahwa ia menerima uang yang cukup untuk pekerjaan dari organisasi tempat ia bekerja, maka uang tidak mempunyai daya intensitasnya lagi. Jadi bila suatu kebutuhan mencapai puncaknya, kebutuhan itu akan berhenti menjadi motivasi utama dari perilaku. Kemudian kebutuhan kedua mendominasi, tetapi walaupun kebutuhan telah terpuaskan, kebutuhan itu masih mempengaruhi perilaku hanya intensitasnya yang lebih kecil.
Daftar
Pustaka
https://fazriancryptorkidzm.wordpress.com/2014/10/21/organisasi-tipe-atau-bentuk-organisasi-struktur-atau-skema-organisasi/ https://wayannirwansetiabudi.wordpress.com/2013/10/22/struktur-dan-skema-organisasi/
https://mohamadkemaludin.wordpress.com/2011/03/20/dinamika-konflik-dan-organisasi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi
Komentar
Posting Komentar